Kamis, 24 November 2011

Cerpen Anak


Opungku
Oleh : Agnes Nova Bellinda
Cikampek Berbunga
                                                                        

Opungku mempunyai warung, ia sering sekali berada di sana.
Opung juga menjual gas Elpiji, di halaman rumah opung banyaaaak... sekali gas Elpiji yang berjejer. Bila opung capek, ia akan memanggil seseorang yang mau membantunya. Jika orang tersebut sudah menggantikannya, segera lah opung pergi ke kamar untuk beristirahat.
Jika sekolahku sedang libur, aku selalu pergi ke Bandung. Di sana aku suka membuatkan kopi untuknya, sebelum halaman rumah opung (sisinya) dipagar, setiap malam beliau selalu mengunci rapat gas yang dijualnya dengan rantai, lalu di gembok. Aduh...capeknya pekerjaan opung di sana,
karena terlalu repot untuk mengunci gas tersebut. Ada juga saudaraku Bang Igor dan Kak Inez. Aku, adikku Niel, dan Bang Igor sering bermain petak umpet. Tak ada bosannya Bang Igor mengajak kami bermain petak umpet. Sampai-sampai Bang Igor pernah membujuk Kak Inez supaya kak Inez mau ikut bermain petak umpet, ia rela uang jajannya diberikan kepada kak Inez. Namun, kak Inez tetap saja tak mau. Ya iyalah, orang kak Inez sudah kelas 2 SMP. Kalau kak Inez biasanya main Internet di laptopnya. Makannya dia jago main komputer. Niel, bang Igor, dan aku sering mengambil makanan dari warung opung. Mulai dari roti, minuman dingin, kue, kerupuk, permen, dan masih banyak lagi. “Hei, jangan makanin kerupuk terus, nanti kentutnya besar lho.” Tegur opung kepada kami bertiga. Tapi … Niel dan bang Igor tetap saja mengambil makanan dari warung opung. Memang anak nakal ya, hihihi. Aku juga suka sih. Hehehe, gimana sih.
Opung kewalahan mengawasi kita. Kita sering kali membuat kekacauan. Niel pernah menjatuhkan hiasan patung di meja. Saat itu dia ketakutan, tapi, syukur Alhamdulillah, opung tidak marah. Asalkan Niel mau mengaku, kalau Niel yang menjatuhkannya, dan meminta maaf. Opung sangat baik. Yang lainnya juga baik, kok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar