Sambal Dadakan
Oleh : Agnes Nova Bellinda
CIkampek Berbunga
"Uh.. sakit sekali perutku." Keluh Anita yang sedang kelaparan. Sebenarnya ia belum makan dari tadi pagi, namun karena mamahnya belum masak, terpaksa ia harus menunggu.
Lalu ia bilang pada mamahnya.
"Mah, laper nih."
"Hah...laper? Ya udah atuh mamah beli lotek dulu ya." Jawab mamah yang sedang duduk di kasur.
Saat mamahnya pergi ke warung untuk membeli lotek, Anita menunggu di kamar sambil tiduran.
Setelah lama menunggu, mamah belum juga datang. Brum... terdengar suara motor yang datang, ternyata itu mamahnya, memang tadi mamahnya berangkat memakai motor.
Tiba-tiba mamah bilang padaku.
"Aduh, ta, loteknya habis, tadi ngantri sih. Makan sama cumi aja yah."
Anita menjawab dengan singkat.
"Ya."
Aduh, duh, padahal, kan, Anita sudah menunggu lama, eh, malah gak ada.
Sebentar lagi masakan matang, mamah Anita menyuruh Anita mengamparkan kardus bekas,
yang sudah di gunting salah satu sisinya.
Anita sudah mengamparkan kardus tersebut di halaman belakang rumah.
Wuih....ternyata mamahnya mau "NIMBEL."
Eit, kok mamah Anita, bikin sambelnya mendadak sih?
Kenapa ya? Oh.., ternyata mamah mau bikin sambel yang praktis, tapi tetep alami lho. Maksudnya, mamah membuat sambel yang sudah di masak, lalu tinggal di "ULEK" deh.
Ya, biasanya setiap habis di masak lalu di ulek, setelah di ulek di masak lagi deh.
Mmmmm....rasanya di jamin enak deh, apalagi ngampar di halaman belakang rumah.
Anginnya seliwir-seliwir, wah....sejuk.
Sekian dari ceritaku.
Oleh : Agnes Nova Bellinda
CIkampek Berbunga
"Uh.. sakit sekali perutku." Keluh Anita yang sedang kelaparan. Sebenarnya ia belum makan dari tadi pagi, namun karena mamahnya belum masak, terpaksa ia harus menunggu.
Lalu ia bilang pada mamahnya.
"Mah, laper nih."
"Hah...laper? Ya udah atuh mamah beli lotek dulu ya." Jawab mamah yang sedang duduk di kasur.
Saat mamahnya pergi ke warung untuk membeli lotek, Anita menunggu di kamar sambil tiduran.
Setelah lama menunggu, mamah belum juga datang. Brum... terdengar suara motor yang datang, ternyata itu mamahnya, memang tadi mamahnya berangkat memakai motor.
Tiba-tiba mamah bilang padaku.
"Aduh, ta, loteknya habis, tadi ngantri sih. Makan sama cumi aja yah."
Anita menjawab dengan singkat.
"Ya."
Aduh, duh, padahal, kan, Anita sudah menunggu lama, eh, malah gak ada.
Sebentar lagi masakan matang, mamah Anita menyuruh Anita mengamparkan kardus bekas,
yang sudah di gunting salah satu sisinya.
Anita sudah mengamparkan kardus tersebut di halaman belakang rumah.
Wuih....ternyata mamahnya mau "NIMBEL."
Eit, kok mamah Anita, bikin sambelnya mendadak sih?
Kenapa ya? Oh.., ternyata mamah mau bikin sambel yang praktis, tapi tetep alami lho. Maksudnya, mamah membuat sambel yang sudah di masak, lalu tinggal di "ULEK" deh.
Ya, biasanya setiap habis di masak lalu di ulek, setelah di ulek di masak lagi deh.
Mmmmm....rasanya di jamin enak deh, apalagi ngampar di halaman belakang rumah.
Anginnya seliwir-seliwir, wah....sejuk.
Sekian dari ceritaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar